Bisnis Packaging – Kemasan suatu produk memiliki peran penting dalam suatu bisnis. Tidak hanya untuk meningkatkan citra suatu brand, tapi juga demi meningkatkan kepuasan pelanggan. Bayangkan jika kamu membeli camilan, misalnya, yang kemasannya mudah bocor sehingga isinya tumpah ke isi tas?
Tentunya kamu sebagai konsumen kesal dan kecewa terhadap brand tersebut. Tidak hanya makanan dan minuman yang butuh dikemas dengan baik, tapi juga produk lain seperti elektronik, kerajinan tangan, hingga fashion item. Ini menunjukkan kalau bisnis packaging berpeluang sebagai sumber pemasukan. Jika kamu tertarik menjalankan usaha sendiri, maka bisnis packaging bisa dicoba.
Direktur Utama PT Satyamitra Kemas Lestari (Tbk) Ang Kinardo, seperti yang dilansir dari Antara, mengungkapkan kalau bisnis packaging masih berpeluang bagus di tengah pandemi. Apalagi, pemerintah telah menunjuk beberapa industri prioritas bagi revolusi industri 4.0 yang mencakup industri tekstil dan busana, makanan dan minuman, elektronik, serta otomotif dan biokimia.
Jadi, tidak perlu ragu untuk menjalankan bisnis packaging.
Jenis Packaging
Jenis packaging tergantung dari produk yang dikemas. Namun sebagai gambaran, berikut beberapa jenis packaging yang biasa digunakan:
1. Kotak karton
Tidak sedikit kotak kemasan yang didesain unik dan lucu sehingga sangat berkesan untuk para pembelinya.
Biasanya, pelaku usaha kuliner yang melakukannya, seperti usaha nasi kotak atau roti. Namun tidak sedikit pula karajinan tangan yang memiliki kotak kemasan menggemaskan.
2. Plastik/mika
Untuk menjaga makanan tetap dalam keadaan baik, jenis kemasan kotak makan mika paling sering digunakan—harganya terjangkau pula.
3. Standing pouch
Jajanan ringan seperti keripik, biskuit dan kopi banyak yang dikemas dalam bentuk standing pouch.
Melalui kemasan ini, kamu jadi lebih mudah mengetahui takaran di dalamnya, plus isinya tidak mudah tumpah. Beberapa standing pouch juga memiliki zipper yang menambah keamanan isinya.
4. Vacuum Bag
Kemasan tipe ini banyak digunakan untuk usaha kuliner seperti seafood, bakso, daging, ikan, dan lain-lain. Intinya, jenis makanan yang membutuhkan daya tahan lebih lama.
Apa pun jenis kemasan yang kamu kembangkan nantinya, pastikan kalau kemasan tersebut aman untuk isi produk. Jika klien kamu adalah pengusaha kuliner, misalnya, pastikan kemasan terbuat dari material food grade yang tidak tembus air maupun minyak.
Baca juga: Pengertian Cash Flow (Arus Kas),Tips, Contoh dan Cara Membuat Cash Flow
Pertimbangan memilih bahan kemasan
Dalam menciptakan suatu kemasan untuk klien, pastikan kalau kamu mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Kemasan harus memenuhi kebutuhan produk klien sekaligus memecahkan solusi permasalahan yang ada.
- Diskusikan dengan klien mengenai desain yang diharapkan—jika mereka minta kemasan yang di-customized.
- Cek informasi apa saja yang diharapkan klien tercantum di kemasan.
- Tentukan teknik produksi yang dipilih.
- Atur timeline dan deadline agar sesuai harapan klien.
Perhitungan Modal dan Keuntungan Bisnis Packaging
Untuk membangun bisnis packaging berskala kecil, misalnya hanya untuk kemasan karton untuk pelanggan individu, kamu dapat memulainya di rumah sendiri. Apalagi, jika tidak butuh banyak tempat untuk meletakkan kemasan—salah satu kamar di rumah bisa digunakan.
Namun jika kamu mau membangun bisnis bersekala menengah dan menyasar perusahaan atau brand sehingga memungkinkan menerima order kemasan dalam jumlah banyak, maka kamu perlu menyewa tempat.
Biaya lain yang juga perlu dicatat adalah peralatan, mulai dari laptop, mesin packaging vertical, mesin vacuum, mesin sealer, hingga perabotan kantor.
Contoh Perhitungan Modal
Berikut contoh perhitungan modal awal untuk menjalankan bisnis packaging.
Sewa ruko per tahun | Rp48.000.000 |
PC desain | Rp9.000.000 |
PC administrasi | Rp6.000.000 |
Mesin packaging vertical | Rp7.500.000 |
Mesin vacuum besar | Rp12.000.000 |
Mesin vacuum kecil | Rp2.000.000 |
Sealer with gas | Rp9.000.000 |
Hand sealer | Rp50.000 |
Pedal sealer | Rp3.000.000 |
Timbangan digital | Rp400.000 |
Karton | Rp500.000 |
Rak display | Rp5.000.000 |
AC | Rp4.500.000 |
Meja + kursi | Rp4.000.000 |
ATK | Rp500.000 |
Total modal awal | Rp111.450.000 |
Tentunya, modal ini tidak termasuk biaya operasional seperti gaji pegawai, listrik dan air, hingga biaya transportasi. Mungkin saja kamu juga memerlukan mobil untuk pengantaran kemasan kepada klien, artinya kamu pun perlu menambah modal untuk membeli mobil.
Merasa modal masih kurang untuk memulai bisnis packaging ini? Jangan khawatir, kamu bisa menumbuhkan bisnismu dengan mengajukan pinjaman di KoinBisnis KoinWorks.
Cukup mendaftar melalui ponselmu di sini, kamu pun dapat memperoleh pinjaman hingga Rp2 miliar. Bunganya juga terjangkau, loh, antara 0,75% – 1,67% per bulan.
Segera ajukan di sini.
Baca juga: 6 Ide Bisnis Olahraga dari Modal kecil Hingga Besar
Potensi Keuntungan Bisnis Packaging
Lalu berapakah potensi keuntungan yang didapatkan? Ini tergantung kebijakan perusahaanmu dalam menentukan persentase keuntungan yang diharapkan.
Akan lebih mudah jika kamu menghitung biaya produksi terlebih dulu. Setelahnya, barulah kamu bisa menentukan harga jual setelah menambahkan keuntungan.
Elemen biaya produksi biasanya terdiri atas biaya bahan baku kemasan, biaya teknik cetak, biaya tenaga kerja langsung, biaya desain, jenis finishing, hingga biaya pengemasan.
Misalnya, biaya produksi kemasan standing pouch ukuran 15×22 cm adalah Rp2.500 per buah.
Jika ingin memperoleh keuntungan 30%, maka kamu dapat menjualnya seharga Rp3.250 per kemasan dengan minimum order 1.000 kemasan.
Artinya, kamu mendapat untung Rp750 untuk tiap kemasan.
Harga jual bisa berubah—tergantung jumlah order yang diterima.
Semakin banyak jumlahnya, maka kamu pun dapat menurunkan harga sehingga perolehan keuntungan sedikit berkurang, misalnya menjadi 20% atau 25% saja.
Namun jika jumlah pesanan justru lebih sedikit, harga jual menjadi lebih mahal.
Bagaimana, sudah siap menjalankan bisnis packaging?
Untuk mendapatkan informasi terkait pengembangan bisnis lainnya, kunjungi https://lokalsupportlokal.id/berita-bisnis/.